Pernah kebayang nggak, Nangor punya band bergenre Celtic? Iya, Celtic. Genre yang ketika kamu denger lagunya, rasanya pengen langsung lari kenceng, kayak judul salah satu lagu mereka: “Aku Berlari.”
Band ini bernama DOGS atau singkatan dari Dreaming of Greenfields . Band ini lahir dari sebuah tongkrongan yang mengalami keresahan dan meluapkan berbagai emosi mereka melalui musik . Mereka yang awalnya cuma iseng-iseng nongkrong di ATEP, eh ternyata sekarang jadi band beneran yang bahkan sempet di mention pidi baiq saat randomly mereka manggung di bandung dan di tonton oleh orang asing dan bahkan mereka sempat manggung dengan salah satu band dari tasmania “The dead maggies”.
DOGS mulai dibentuk sekitar 2017 sama Bonyok (angkatan 2014), Ugem, Bima, dan Ican (angkatan 2015). Gara-gara sering dengerin Dropkick Murphys, band Celtic punk dari US, mereka kepikiran bikin band dengan vibe yang mirip. Bahkan sempet ada salah satu temen mereka yang sampe bela-belain beli tin whistle langsung dari Irlandia via eBay. Sayangnya, sejak akhir 2018, band ini mulai jarang tampil karena kesibukan masing-masing personel. Hingga akhirnya, DOGS resmi hiatus akibat pandemi COVID-19.
Namun, meskipun sempat terjarak cukup lama, DOGS bangkit kembali di tahun 2023 dengan semangat baru. Mereka resmi melakukan “rebranding” dan muncul lagi dengan formasi yang kini sudah paten, yaitu: Aze (vokal), Imanbonyok (bagpipes/Irish whistle), Ugem (gitar lead), Fachira (gitar rhythm), Diki (bass), dan Rifki (drum).
"The East" – Album Pertama DOGS
Album ini adalah potret emosional mereka selama tinggal di Jatinangor, wilayah yang lebih dikenal sebagai Bandung Timur. “The East” bukan hanya nama album, tapi juga semangat dan tuangan isi kepala serta hati mereka .
Track pertamanya, sesuai dengan nama album mereka yaitu “The East”, menggambarkan perasaan mereka tentang tumbuh dan hidup di "timur".
Lagu kedua, “Bark”, secara harfiah berarti "gonggongan". Lagu ini menjadi metafora dari kegelisahan dan keresahan yang ingin mereka suarakan ibarat gonggongan keras saat nongkrong di markas mereka di Sukawening. Uniknya, tempat itu mereka juluki West Coast, karena sering memutar lagu-lagu hip hop, meskipun genre utama mereka adalah Celtic.
Ada juga “Bentala”, lagu dengan nuansa religius yang tersembunyi. Lagu yang berarti tanah ini mengingatkan bahwa manusia berasal dari tanah dan pada akhirnya akan kembali ke sana dibungkus dalam aransemen Celtic yang khas dan emosional.
Selain itu, masih banyak lagu lain yang menjadi pelampiasan mereka selama tinggal dan bertumbuh di tempat ini. Musik yang mereka ciptakan lahir dari kondisi sekitar penuh semangat, dibalut amarah, namun pada akhirnya tetap berakhir dengan ketenangan.
Manggung? Sudah dong! Penampilan perdana mereka dimulai di GERLAM jaman masih belum ada monumen GERLAM, loh!
Setelah itu, mereka juga sempat tampil di berbagai acara dan panggung lainnya, seperti: Alfa X, QTime (FIKOM), Acara-acara di FIB, FISIP, kafe, dan berbagai event di Bandung.
DOGS punya mimpi besar bisa manggung sampai ke luar negeri! Iya, serius. Mereka nggak mau cuma jadi band kampus semata. DOGS ingin membawa musik Celtic lokal menembus batas dan go international.
Buat kamu yang penasaran dan ingin mengenal lebih jauh tentang DOGS, langsung aja kunjungi :
Website: dogscelts.weebly.com
Instagram: @dogs.celts
dan dengarkan karya-karya mereka di Spotify, Apple Music, dan YouTube Music. Karena saat kamu mendengarkan DOGS, kamu nggak cuma dengerin musik Kamu sedang mendengarkan cerita tentang tongkrongan, hujan, keresahan, dan mimpi. Cerita yang disuarakan lewat melodi dan dentuman semangat yang khas. Inilah DOGS (Dreaming of Greenfields) dari timur, untuk semua yang pernah merasa hidup, tumbuh, dan bermimpi di Jatinangor.
Written by: Mutracks Rifdah
No Comments Yet...